Pemeliharaan komponen otomotif

Pengertian sistem utama engine adalah proses kerja yang memiliki tujuan akhir mengembalikan kinerja mesin kembali optimal. Sistem ini tidak bisa kita pisahkan dari mekanisme katup pada mesin kendaraan berfungsi untuk mengatur pemasukan gas baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder dan mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang.

Dimana Mekanisme ini berperan untuk menggerakkan katup baik secara manual maupun hidrolis, dan dalam jangka waktu tertentu mekanisme tersebut harus di standartkan lagi atau di setel ulang agar tenaga mesin bisa seperti semula. Siklus kerja mesin/engine terbagi menjadi 2 (dua), yaitu mesin 2 (dua) langkah dan mesin 4 (empat) langkah.

Sebuah kendaraan dapat bergerak karena mesin mengonversi bahan bakar menjadi sebuah tenaga. Bahan bakar menghasilkan pembakaran di ruang bakar, kemudian dikonversi menjadi gerak translasi oleh piston. Setelah itu, dikonversi lagi menjadi gerak rotasi oleh crankshaft atau poros engkol yang selanjutnya akan diatur percepatan putarannya oleh transmisi sebelum akhirnya memutarkan roda. 

Dalam prosesnya, mesin mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan untuk menghasilkan tenaga mekanis. Ada bagian komponen yang selalu bergerak dan bagian komponen yang tidak bergerak. Selain itu, ada beberapa bagian kelengkapan dari komponen yang diperlukan agar performa engine dapat digunakan secara maksimal sesuai dengan kebutuhan.

engertian sistem utama engine adalah proses kerja yang memiliki tujuan akhir mengembalikan Perawatan Sistem Utama Pada Engine

A. Komponen Sistem Utama Pada Engine

Perawatan pada mekanisme engine itu meliputi beberapa sistem utama dan bagian komponen-komponen utama diantaranya :

Kepala Silinder

a. Pengertian Kepala Silinder

Kepala silinder adalah bagian mesin yang terletak di bagian paling atas mekanisme engine . Fungsi kepala silinder, antara lain sebagai tempat dudukan mekanisme katup, ruang bakar dan juga sebagai tutup silinder (ruang bakar) pada blok silinder.

Salah satu syarat utama kepala silinder ialah harus tahan terhadap tekanan dan temperatur yang tinggi selama mesin bekerja, oleh sebab itu umum-nya kepala silinder terbuat dari bahan besi tuang (besi cor), namun akhir-akhir ini benyak kepala silinder terbuat dari paduan aluminium.

Bahan ini memiliki kemampuan pendinginan lebih besar dibandingkan dengan yang terbuat dari besi tuang. Pada kepala silinder terdapat saluran campuran bahan bakar dan udara atau katup masuk , saluran buang gas sisa pembakaran atau katup buang, lengan pengungkit dan porosnya dan juga terdapat lubang/dudukan tempat busi (pada engine bensin).

Bersama ruang silinder pada blok silinder, kepala silinder membentuk ruang bakar/kompresi (combustion chamber) yang sangat mempengaruhi hasil kerja mesin. Pada kepala silinder juga dilengkapi dengan mantel pendingin yang di aliri air pendingin (water jacket), mantel pendingin tersebut berfungsi sebagai media pembuang panas berlebih pada elemen engine agar kerja engine tetap pada keadaan optimal. Kontruksi kepala silinder dapat dibedakan berdasarkan dari jenis penggunaan-nya, langkah kerja, bentuk ruang bakar, penempatan katup, dari tipe/jenis pendingin yang digunakan dan faktor lain-nya.

1) Penggunaan kepala silinder pada mesin 2 langkah (mesin 2 tak)

engertian sistem utama engine adalah proses kerja yang memiliki tujuan akhir mengembalikan Perawatan Sistem Utama Pada Engine
Kontruksi kepala silinder 2 tak dengan sirip

Pada mesin 2 tak dengan tipe pendingin udara, digunakan sirip-sirip dibagian luar yang berfungsi menyerap panas mesin dan membuangnya ke udara bebas. Kontruksi ini paling sederhana karena didalam engine 2 tak, tidak terdapat mekanisme katup.

2) Penggunaan kepala silinder pada mesin 4 langkah (mesin 4 tak)

engertian sistem utama engine adalah proses kerja yang memiliki tujuan akhir mengembalikan Perawatan Sistem Utama Pada Engine
Kontruksi kepala silinder 4 langkah dengan sirip

Pada mesin 4 tak terdapat ekternal intake manifold dan exhause manifold, mekanisme katub (valve mekanisme), dudukan busi dan lainnya. Dengan pendingin Air (water coolant) terdapat saluran air pendirngin (water jacket) sebagai lahan bersirkulasinya air pendingan yang menyerap panas dari kerja engine. Disamping itu terdapat tutup kepala silinder yang berfungsi sebagai pelindung mekanisme katup agar mudah dalam proses penyetelan celah katup. 

b. Bentuk-Bentuk Ruang Bakar Pada Kepala Silinder

Bentuk ruang bakar sangat mempengaruhi penempatan komponen busi dan dua jenis katup (katup hisap dan buang), beberapa macam ruang bakar yang umum digunakan, diantaranya :

1) Ruang bakar model setengah bulat (hemispherical combustion chamber)

Ruang bakar model setengah bulat

Ruang bakar model ini mempunyai permukaan yang kecil dibandingkan jenis ruang bakar yang lainnya yang berkapasitas sama. Artinya panas yang hilang lebih sedikit (efisien panas tinggi). Ruang bakar model ini konstruksinya lebih sempurna, tapi penempatan mekanis katupnya menjadi rumit.

2) Ruang bakar model baji (wedge type combustion chamber).

Ruang bakar model baji

Ruang bakar model baji (wedge type combustion chamber) ini kehilangan panasnya juga kecil, konstruksi mekanisme katupnya lebih sederhana bila dibandingkan dengan ruang bakar model setengah bulat (hemispherical type).

3) Ruang bakar model bak mandi (bathub tipe combustion chamber).

Ruang bakar model bak mandi

Ruang bakar model bak mandi (Bathtup type combustion chamber) konstruksinya sederhana, dan biaya produksinya lebih rendah. Hal ini disebabkan diameter katupnya lebih kecil, tetapi saat pengisapan (intake) atau pembuangan (exhaust) kurang sempurna dibanding dengan jenis ruang bakar model setengah bulat.

4) Ruang bakar model pent roop

Ruang bakar model pent roop

Model ini umumnya digunakan pada mesin yang mempunyai jumlah katup hisap atau katup buang lebih dari 2 dalam tiap-tiap silinder, yang disusun sedemikian rupa antara katup dan poros noknya. Disebut model pent roof sebab membentuk segi empat, baik tegak atau mendatar.

Bila dihubungkan ke titik pusat akan menyerupai atap suatu bangunan. Model ini seiain memberikan efek semburan yang baik dan lebih cepat terbakar, juga penempatan businya di tengah-tengah ruang bakar.

Blok silinder

Block Silinder

Block silinder merupakan inti dari mesin yang berfungsi sebagai tempat untuk menghasilkan energi panas dari proses pembakaran. Blok silinder terbuat dari besi tuang. Namun, ada beberapa blok silinder yang terbuat dari paduan aluminium.

Dengan bahan aluminium lebih ringan dan meradiasikan panas lebih efisien dibandingkan dengan dengan besi tuang. Blok silinder tersebut dilengkapi dengan rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan panas, bagian-bagian lain dari motor dipasangkan di dalam atau pada blok silinder, sehingga terbentuk susunan motor yang lengkap.

Pada blok silinder terdapat lubang silinder yang berdinding halus, dimana torak bergerak bolak-balik dan pada bagian sisi-sisi blok silinder dibuatkan sirip-sirip maupun lubang-lubangmantel air pendingin yang digunakan untuk pendinginan motor. Silinder bersama-sama dengan kepala silinder membentuk ruang bakar, yaitu tempat melaksanakan pembakaran bahan bakar.

Oleh sebab itu, persyaratan suatu silinder adalah tidak boleh ada kebocoran campuran bahan bakar dan udara atau gas pembakaran pada saat berlangsungnya kompresi antara silinder dan piston, serta tahanan geseknya pun harus kecil.

Didalam sebuah blok silinder terdapat beberapa tabung silinder yang didalam nya terjadi proses turun naik nya piston, poros engkol terpasang dibagian bawah blok silinder untuk mekanisme katup jenis OHV poros nok juga diletakan didalam blok silinder.

Blok silinder dan ruang engkol dapat di tuang menjadi satu bagian atau berpisah satu sama lain, kemudian disatukan dengan baut-baut. Variasi lain dalam konstruksi blok silinder, yaitu dengan pemasangan tabung silinder ke dalam blok silinder.

Tabung ini terbuat dari besi tuang atau baja tuang. Fungsi dari blok silinder,yaitu sebagai dudukan kepala silinder,dudukan silinder linier, dan dudukan mekanisme poros engkol. Sedangkan fungsi silinder, berfungsi sebagai suatu langkah bakar torak.

a. Persyaratan Block Silinder

Blok silinder harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

  1. Aaku, pembebanan tekan tidak boleh mengakibatkan perubahan elastisitas pada bentuk.
  2. Ringan dan kuat.
  3. Konstruksi memungkinkan pendinginan yang rata.
  4. Pemuaian panah harus sesuai dengan bagian-bagian yang terpasang pada bok tersebut.

b. Persyaratan silinder

Persyaratan silinder yang layak di gunakan sebagai berikut :

  1. Memiliki sifat luncur yang baik, sehingga dapat menahan aus.
  2. Tidak mudah berubah bentuk.
  3. Kuat terhadap baerbagai tekanan.
  4. Mudah di perbaiki.

Faktor-faktor bentuk dan kontruksi blok silinder antara lain jumlah silinder, susunan silinder, diameter silinder, langkah torak, volume langkah, perbandingan kompresi,susunan katup, cara pendinginan silindir,bahan yang di gunakan,bentuk tuanagn,cara penuangan,dan penyelesaian benda tuang. Jenis konstruksi berdasarkan susunan silinder sebagai berikut.

c. Jenis-jenis kontruksi silinder berdasarkan susunan silinder.

Berikut ini klasifikasi engine berdasarkan susunan silinder / jenis-jenis kontruksi silinder jika didasarkan pada susunan silinder :

1) Tipe In-Line / Sebaris


Silinder tipe in-line

Pada engine pada tipe ini, silinder-silindernya disusun dalam satu baris (sejajar). Kontruksi ini banyak digunakan karena kontruksinya yang sederhana, getaran yang ditimbulkan kecil, dan perawatannya mudah. namun tipe In-line ini memiliki kekurangan yaitu kontruksi engine nya akan menjadi lebih panjang jika jumlah silinder nya lebih dari empat.

2) Susunan silinder Tipe – V


Silinder tipe – V

Pada engine tipe ini , susunan silindernya berbentuk V. kelebihan dari kontruksi engine dengan susunan silinder tipe V adalabh memungkinkan tinggi dan panjang engine dapat berkurang serta kontruksi poros engkol lebih sederhana karena dua batang torak berada pada satu pena poros engkol. Kekurangan dari susunan silinder tipe V ini, antara lain memerlukan 2 kolektor untuk gas buangnya dan keseimbagan getarannya kurang baik dibandingkan dengan susunan silinder tipe in-line.

3) Susunan silinder tipe horinzontal berlawanan atau boxer

Pada engine dengan tipe ini, silinder-silindernya disusun berbentuk horizontal atau pada posisi tidur dan saling berlawanan sehingga gerakan toraknya bergerak secara horizontal.

Silinder tipe Horizontal berlawanan

Keuntungan dari kontruksi engine dengan susunan silinder tipe ini adalah kontruksinya lebih pendek dan rendah serta memiliki keseimbangan getaran yang lebih baik. Namun, susunan silinder tipe ini juga memiliki kekurangan, yakni memerlukan 2 kolektor untuk gas buangnya. Selain itu, saluran isap atau intake manifold-nya panjang jika kendaraan memakai karburator dan jumlah karburatornya hanya 1.

d. Cara mengetahui keausan block silinder

Pelumasan pada beberapa komponen silinder yang dibilang cukup, tetap tidak dapat menghindari keausan pada silinder sehingga hal ini dapat merubah bentuk silinder tersebut. Hal ini sebabkan karena penggunaan dalam jangka yang relatif lama dan beban mesin yang berubah-ubah.

Keausan pada silinder bisa saja terjadi dalam keadaan yang tidak merata hal tersebut tentu akan mempengaruhi pada bentuk silinder. Oleh karena itu kerusakan dari masing-masing silinder harus di ketahu, hal itu dilakukan untuk menentukan langkah perbaikan bagi mesin. Berikut langkah-langkah untuk mengukur keausan pada blok silinder.

  1. Melepas blok silinder dan piston.
  2. Melakukan pengukuran diameter silinder menggunakan alat ukur jangka sorong (vernier caliver. Dan pengukuran besaran lubang silinder menggunakan alat ukur dial indikator, Bagian yang diukur adalah bagian atas, tengah da bawah pada lubang silinder. Pengukuran ini dilakukan dengan posisi menyilang (yaitu sumbu x dan sumbu y).
  3. Lakukan perhitungan tentang besaran keovalan dan ketirusan, selanjutnya membuat perbandingan dengan menentukan ketentuan yang ada pada buku manual servis. Jika besaran oval dan ketirusan sudah melebihi limit pada lubang silinder, maka harus dilakukan oversize.

Tahapan oversize dapat dilakukan dengan tahapan pertama 0.25 mm dengan keausan dibawah 0.25 mm dan tahapan selanjutnya 0.50 mm, 0.75 mm, dan 100 mm. apabila silinder tidak memungkinkan untuk dilakukan oversize, silinder harus diganti beserta pelapisnya.

Tabung Silinder

Tabung silinder merupakan suatu bagian yang berfungsi untuk memindahkan tenaga panas menjadi tenaga mekanik dan sebagai lintasan gerak naik-turunnya torak. Agar memiliki tenaga yang maksimal, tabung silinder harus memenuhi berbagai persyaratan berikut .

  1. Memiliki sifat yang luncur dengan baik (gesekan kecil).
  2. Kedap terhadap keausan.
  3. Kedap dan kuat pada tekanan dan temperature yang tinggi.
  4. Kontruksi harus memperoleh pendinginan yang merata.
  5. Tidak mengalami perubahan bentuk yang diakibatkan oleh pemakaian lama.
  6. Mampu untuk diperbaiki atau diganti.

Guna untuk memenuhi silinder, tabung silinder harus diberi suatu lapisan yang disebut dengan silinder linier ( pelapis silinder) yang biasanya terbuat dari bahan krom, nikel, silium,atau campuran nikel dengan silisium.

Gasket Kepala silinder

Gasket kepala silinder

Gasket kepala silinder adalah komponen yang berfungsi sebagai perapat antara kepala silinder dengan blok silinder. Gasket kepala silinder digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran gas pembakaran, air pendingin, dan oli. Syarat suatu gasket kepala silinder adalah harus tahan terhadap panas dan tekanan tinggi dalam setiap perubahan temperatur. Oleh sebab itu, gasket umumnya terbuat dari carbon clad sheet steel.

Piston dan Batang Piston (connecting rod)

Fungsi utama piston yaitu untuk membentuk ruang bakar bersama-sama dengan kepala silinder dan blok silinder. Dan juga melakukan siklus kerja mesin melalui gerak naik turunya piston, gerakan piston ini sebagai hasil dari tekanan yang di bangkitkan oleh pembakaran campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan dalam ruang bakar.

Kemudian gerak naik turun piston ini di teruskan ke poros engkol melalui batang piston/connecting rod untuk kemudian di rubah menjadi gerak putar.

Salah satu yang membedakan jenis motor bakar 2 tak/langkah dengan motor bakar 4 tak/langkah yaitu dari kontruksi piston-nya, dimana piston jenis motor bakar 2 langkah memiliki 2 ring utama (compression ring & oil ring). Dan untuk jenis motor bakar empat langkah memiliki 3 ring ( 2 compresion ring & 1 oil ring).

Kelengkapan Piston

Komponen yang terdapat pada piston yaitu :

  1. Piston
  2. Ring piston
  3. Piston pin
  4. Snap ring
  5. Connecting rod

Poros Engkol (Crank Shaft)

Poros engkol berfungsi untuk merubah gerak naik – turun piston menjadi gerak putar dengan bantuan conekting rod, sekaligus menjaga pergerakan piston didalam langkah selanjutnya. Pada bagian ujung belakang poros engkol dipasang roda gila (flywheel) untuk menghubungkan putaran ke bagian kopling dan transmisi dan bagian ujung depan di pasang puli (pulley) untuk memutarkan water pump atau kompinen lainnya yang memerlukan tenaga penggerak seperti komponen Alternator, kompresor A/C dan lain-lain.

Persyaratan yang harus di penuhi dari poros engkol ini adalah harus tahan terhadap puntiran dan kebengkokan serta harus mempunyai sifat luncur yang baik. Salah satu bagian poros engkol adalah crank journal yang ditumpu pada crang case dengan bantalan, dan merupakan pusat tumpuan dan putaran.

Poros engkol

Kontruksi poros engkol di pengaruhi oleh :

  1. Jumlah silinder
  2. Crank journal (banyaknya bearing yang digunakan)
  3. Kontruksi blok silinder
  4. Urutan pengapian

Berikut adalah macam-macam bentuk dari poros engkol :

1. Poros Engkol dengan Bantalan Gelinding

Poros engkol dengan bantalan gelinding

Poros engkol dengan bantalan gelinding adalah poros engkol yang dapat dibelah atau terbagi sehingga proses pemasangan bantalan dapat dilakukan dengan mudah. Poros engkol dengan bantalan gelinding umumnya digunakan pada motor 2 langkah yang menggunakan pelumasan campur sehingga pelmasan bantalan akan lebih baik.

Keterangan :

  1. Poros engkol 
  2. Jurnal engkol 
  3. Bantalan gelinding
  4. Batang torak
  5. Bantalan jarum

2. Poros Engkol dengan jumlah jurnal n + 1

Poros engkol dengan jurnal n+1

Poros engkol dengan jumlah jurnal n + 1 biasanya menggunakan jurnal utama dengan jumlah silinder dutambah 1 (n + 1). Poros engkol ini memiliki keseimbangan yang baik dan mampu menghasilkan getaran yang kecil sehingga banyak digunakan pada mesin mobil di era modern.

Keterangan :

  1. Pena engkol
  2. Jurnal engkol
  3. Bobot penyeimbang
  4. Lubang oli pelumas

3. Poros engkol dengan jumlah jurnal 1/2 n + 1

Poros engkol dengan 1/2 n+1

Jenis poros engkol ini mempunyai gesekan jurnal yang lebih kecil. Hal tersebut dikarenakan kontak poros yang bergesekan juga lebih sedikit dan getaran yang dihasilkan tidak terlalu besar. Jenis poros ini biasanya digunakan pada mesin seperti mitsubishi colt T 120.

Keterangan :

  1. Pena engkol
  2. Jurnal engkol
  3. Bobot penyeimbang
  4. Lubang oli pelumas

Roda Gila (Flywheel)

Flywhell

Flywhell adalah piringan yang terbuat dari balutan besi dan terpasang pada bagian ujung belakang pada poros engkol, berfungsi untuk merotasi tenaga yang dihasilkan dari putaran poros engkol agar tetap terjadi kerja piston. Selain itu juga melalui flywhell tenaga dari engine dihubung dan dilepaskan ke bagian transmisi melalui kerja kopling.

Setelah mempelajari materi tentang cara kerja mesin 2 tak dan 4 tak, peserta didik mampu memahami dan menjelaskan prinsip kerja engine dua langkah dan engine empat langkah serta dapat mengidentifikasinya sehingga memahami kekurangan dan kelebihan dari masing-masing sistem kerja tersebut.

Kemampuan dasar seorang mekanik alat berat di samping mengetahui dan memahami komponen-komponen unit alat yang digunakan juga di tuntut untuk memahami fungsi dari komponen-komponen tersebut serta mengerti dan memahi cara kerja komponen-komponen.

Tidaklah mungkin seorang mekanik akan mampu memperbaiki unit yang trouble jika mekanik tersebut tidak memahami fungsi dan cara kerja komponen yang akan diperbaiki, Oleh karena itu, pada bab ini akan kita bahas cara kerja engine dua langkah dan cara kerja engine empat langkah.

Cara Kerja Mesin 2 Tak dan 4 Tak
Gbr.1 Cut Away Engine

Jika seorang mekanik sudah mengetahui nama komponen, fungsi komponen dan cara kerja komponen pastinya akan lebih mudah dalam menghadapi trauble-trauble yang ada di lapangan dan akan lebih tepat dalam menganalisa dan mengambil kesimpulan pada pekerjaan yang dilakukanya.

Sama halnya seorang dokter tidak mungkin akan langsung memberikan obat kepada pasienya jika dokter tersebut belum memeriksa kondisi pasienya. Dokter akan memvonis pasien sakit tertentu jika kondisi pasien memiliki ciri-ciri yang mendekati kepada jenis penyakit tertentu dan baru merekomendasikan obatnya.

Begitu juga seorang mekanik, dapat mengatakan sebuah komponen rusak dengan cara membandingkan cara kerja pada komponen yang normal. Jika pada sebuah unit alat berat setiap komponen bekerja di dalam sistem bekerja dengan normal, maka unit alat berat tersebut dikatakan normal atau dalam kondisi baik.

Oleh karena itu, dibutuhkan media peraga yang dapat menunjukan cara kerja sebuah komponen dalam sistem kerja engine secara lengkap dan utuh. Gambar di bawah ini merupakan model cut away engine sebagai alat bantu untuk memahami cara kerja pada sebuah komponen.

Pengertian Mesin 2 Tak dan Mesin 4 Tak

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab klasifikasi engine, berdasarkan banyaknya langkah yang diperlukan untuk mendapatkan power engine dalam satu kali siklus usha, engine piston dengan pembakaran dalam diklasifikasikan menjadi dua yaitu engine dua langkah dan engine empat langkah. 

Dimana keduanya memiliki tujuan yang sama akan tetapi mempunyai langkah yang berbeda untuk mendapatkan power engine. Dalam masyarakat umum engine dua langkah biasanya disebut juga dengan engine dua tak sedangkan engine empat langkah disebut juga dengan engine empat tak. 

Langkah yang dimaksud di sini adalah langkah piston di dalam Cylinder liner, yaitu langkah piston dari Titik Mati Atas (TMA) atau biasa disebut dengan TDC (Top dead Center) menuju Titik Mati Bawah (TMB) atau biasa disebut dengan BDC (Bottom Dead Center).

Sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang engine dua langkah dan engine empat langkah, kita identifikasi terlebih dahulu tentang batasan langkah yang ada di dalam cylinder. kita harus pahami dulu mana yang disebut dengan TDC dan mana yang disebut dengan BDC. Perhatikan gambar berikut!

Setelah mempelajari materi tentang cara kerja mesin  Memahami Cara Kerja Mesin 2 Tak dan 4 Tak
Ggr.2 Langkah piston

Dari gambar di atas bisa kita simpulkan bahwa TDC adalah titik tertinggi yang dicapai oleh piston dan BDC adalah titik terendah yang dicapai oleh piston sedangkan jarak yang ditempuh oleh piston dari TDC ke BDC atau sebaliknya disebut stroke atau langkah.

Selanjutnya kita harus memahami tentang engine cycle. Engine cycle adalah gerakan secara periodik di dalam Cylinder mulai dari masuknya udara dan bahan bakar di dalam Cylinder ke penekanan, pembakaran dan pembuangan gas yang telah dibakar keluar dari cylinder.

Setelah mempelajari materi tentang cara kerja mesin  Memahami Cara Kerja Mesin 2 Tak dan 4 Tak
Gbr.3 Engine cycle

Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa engine dua langkah adalah engine yang dalam satu kali siklus untuk mendapatkan satu kali usaha memerlukan dua kali langkah piston atau satu kali putaran poros engkol/ crankShaft sedangkan engine empat langkah adalah engine yang dalam satu kali siklus untuk mendapatkan satu kali usaha memerlukan empat kali langkah piston atau dua kali putaran poros engkol/ crankShaft.

Cara kerja mesin 2 tak

Jika kita melihat struktur engine dua langkah memang tidak memiliki valve/katup seperti engine empat langkah, pada engine dua langkah, piston di samping berfungsi untuk menerima tekanan hasil pembakaran juga sekaligus berfungsi sebagai katup/ valve, ini bisa dilihat pada konstruksi engine dua langkah. Telah disebutkan di atas bahwa engine dua langkah untuk mendapatkan satu kali usaha pada siklus engine cycle memerlukan dua kali langkah piston. Adapun langkah piston yang dimaksud adalah:

1. Langkah kompresi dan langkah isap

Proses yang terjadi pada langkah kompresi dan langkah isap adalah ketika piston bergerak dari TMB menuju TMA, saluran udara masuk ke silinder tertutup oleh batang piston begitu juga saluran buangnya tertutup oleh batang piston sehingga diatas piston terjadi langkah kompresi.

Setelah mempelajari materi tentang cara kerja mesin  Memahami Cara Kerja Mesin 2 Tak dan 4 Tak
Gbr.4 Langkah Kompresi dan Langkah isap

Pada saat yang bersamaan di bawah piston, saluran intake pada ruang engkol terbuka, campuran bahan bakar dan udara masuk ke ruang engkol.

2. Langkah usaha dan langkah buang

Proses yang terjadi pada langkah usaha dan langkah buang adalah pada saat akhir langkah kompresi, beberapa saat sebelum piston mencapai TMA, busi memercikan bunga api, campuran udara dan bahan bakar terbakar.

Setelah mempelajari materi tentang cara kerja mesin  Memahami Cara Kerja Mesin 2 Tak dan 4 Tak
Gbr.5 Langkah usaha dan langkah buang

Kemudian panas gas hasil pembakaran mendorong piston bergerak dari TMA menuju TMB sampai saluran buang terbuka oleh batang piston dan gas hasil pembakaran keluar.

Cara kerja mesin 4 tak

Telah disebutkan di atas bahwa engine empat langkah adalah engine dimana dalam satu kali siklus usaha dibutuhkan empatkali langkah piston atau duakali putaran poros engkol untuk menghasilkan satu kali usaha. Sesuai dengan engine cycle langkah langkah yang dimaksud adalah langkah isap, langkah kompresi, langkah usaha, langkah buang.

Berbeda dengan engine dua langkah yang tidak memiliki katup intake dan katup exhaust akan tetapi pada engine empat langkah memiliki katup intake dan katup exhaust. Adapun proses kerja pada setiap langkah adalah sebagai berikut:

1. Langkah Isap/ Intake Stroke

Ada bebera perbedaan yang terjadi pada saat langkah isapnya engine diesel dengan langkah isapnya engine gasoline atau bensin. Pada saat langkah isap, piston bergerak dari TDC (Top dead Center) menuju BDC (Bottom Dead Center).

Langkah Isap

Katup masuk terbuka dan katup buang tertutup. Pada engine bensin campuran udara dan bahan bakar masuk ke dalam cylinder, pada engine diesel udara murni masuk ke dalam cylinder.

2. Langkah Kompresi/ Compression Stroke

Langkah selanjutnya setelah langkah isap adalah langkah kompresi dimana piston bergerak dari BDC menuju ke TDC, katup masuk tertutup, katup buang tertutup, pada engine diesel, udara murni dikompresikan atau dimampatkan sehingga mencapai suhu tertentu.

Langkah Kompressi

Pada engine bensin, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan atau dimampatkan sehingga mencapai suhu tertentu. Pada saat akhir langkah kompresi pada engine diesel, nozzle menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. Pada engine bensin pada saat akhir langkah kompresi busi memercikan bunga api.

3. Langkah Usaha/ Combustion Stroke

Langkah selanjutnya setelah langkah kompresi adalah langkah usaha dimana pada engine bensin campuran bahan bakar dan udara yang telah dikompresikan mendapat percikan bunga api dari busi sehingga terjadi pembakaran.

Langkah Usaha

Hasil pembakaran menimbulkan tekanan tinggi yang mendorong piston. pada engine diesel, Nozzle menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar sehingga bahan bakar terbakar. Piston bergerak dari TDC ke BDC, katup masuk tertutup, katup buang tertutup.

4. Langkah Buang/ Exhaust Stroke

Langkah Buah

Langkah selanjutnya setelah langkahusaha adalah langkah buang dimana piston bergerak dari BDC ke TDC, katup masuk tertutup dan katup buang terbuka, gas hasil pembakaran terdorong keluar melalui exhaust manifold sampai ke mufler oleh pergerakan piston.

Keuntungan dan kerugian

Dengan adanya model yang berbeda antara engine dua langkah dan engine empat langkah pastinya masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda beberapa keuntungan dan kerugian engine dua langkah jika kita bandingkan dengan engine empat langkah:

  1. Keuntungan engine 2 langkah:
    • engine dua langkah memiliki akselerasi tinggi; dan
    • Bahan komponen ringan.
  2. Kerugian engine 2 langkah:
    • Efisiensi bahan bakar rendah;
    • emisi tinggi; dan
    • Tenaga rendah.

B. Komponen Pemindah Tenaga

Sistem pemindah tenaga atau power train system merupakan sistem pada kendaraan mobil yang fungsinya untuk memindahkan tenaga putaran dari mesin agar dapat sampai ke roda. Tanpa adanya sistem pemindah tenaga maka kendaraan tak akan mungkin dapat berjalan.

Komponen-komponen dari sistem pemindah tenaga dibedakan berdasarkan sistem penggerak yang ada pada kedaraan tersebut, jadi antara sistem penggerak FWD ( Front Wheel Drive), RWD (Rear Wheel Drive) dan 4WD (Four Wheel Drive) masing-masing berbeda. 

Pada kali ini, kami akan mengulas tentang komponen sistem pemindah tenaga yang ada pada sistem penggerak RWD, tapi pada dasarnya antara FWD dan RWD komponennya hampir sama, yang membedakan hanyalah pada FWD tidak menggunakan poros propeller dan yang RWD menggunakannya. Komponen-komponen sistem pemindah tenaga antara lain :

Kopling (Clutch)
Kopling atau clutch berada diatara mesin dan transmisi, fungsi dari kopling adalah :
  1. untuk melepas putaran dari mesin ke transmisi
  2. untuk menghubungkan putaran dari mesin ke transmisi dengan lembut dan tanpa terjadi slip
Transmisi
Transmisi terletak diantara komponen kopling dan poros propeller, fungsi dari transmisi adalah :
  1. Untuk memvariasikan putaran dan momen yang berasal dari mesin agar sesuai dengan kebutuhan kendaraan.
  2. Memungkinkan kendaraan untuk berjalan mundur
  3. Memungkinkan kendaraan pada posisi netral (mesin hidup tetapi kendaraan tidak jalan)

Poros propeller (propeller shaft)
Poros propeller terletak diantara komponen transmisi dan gardan. Fungsi utama dari poros propeller yaitu untuk menghubungkan putaran dari transmisi ke gardan atau differential dengan lembut.

Gardan (differential)
Gardan atau differential terletak diantara komponen poros propeller dan poros axle. Fungsi utama dari gardan adalah :
  1. Memperbesar momen dengan cara mereduksi putaran dari poros propeller.
  2. Merubah arah putaran dari poros propeller sebesar 90o atau tegak lurus.
  3. Memungkinkan terjadinya perbedaan putaran antara roda kanan dan kiri saat kendaraan berbelok.
Porosaxle (axle shaft)
Poros axle atau axle shaft terletak diantara komponen gardan dan roda. Fungsi utama dari axle shaft yaitu menghubungkan putaran dari gardan atau differential ke masing-masing roda belakang.
Komponen Chasis (Sasis) Mobil Dan Fungsinya - Sasis merupakan bagian dari kendaraan yang secara garis besar berfungsi sebagai pengaman kendaraan, menambah kenyamanan pengemudi dan mengarahkan laju kendaraan.

Secara umum sasis mobil tersusun dari komponen powertrain dan suspensi. Tetapi komponen sasis pada kendaraan terdiri dari beberapa komponen penting lainnya.

C. Komponen Chasis (Sasis) 

1. Kopling

Kopling

Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutus putaran dari mesin ke transmisi. Dengan adanya kopling proses pemidahan gigi transmisi menjadi lebih halus.

Kopling terdiri dari dua buah logam yang berputar, yaitu : flywheel (roda gila) dan pressure plate (plat penekan), dan juga terdapat kampas kopling yang berada ditengah dua logam tersebut.

Saat pressure plate menekan kearah flywheel akan menyebabkan kampas kopling terjepit dan hal itu membuat putaran mesin terhubung ke transmisi.

Tetapi jika pada kopling otomatis (torque converter), kopling bekerja berdasarkan gaya tekan fluida. Gaya tekan fluida akan menjadi semakin besar seiring dengan bertambahnya putaran mesin, sehingga tidak perlu melakukan pengoperasian kopling secara manual.

2. Transmisi

Transmisi

Transmisi berfungsi untuk memanipulasi output mesin. Dalam beberapa kondisi sebuah mobil memerlukan torsi besar dan juga kondisi yang menuntut mobil memiliki kecepatan tinggi. Transmisi ini bertugas untuk mengatasi kondisi tersebut, dengan mengatur rasio perpindahan antar roda gigi.

Pada posisi 1, maka perbandingan roda gigi cenderung besar sehingga putaran output transmisi jauh lebih kecil dibandingkan input transmisi. Tetapi torsi menjadi besar.

Ketika gigi 2 dan seterusnya perbandingan gigi akan semakin kecil, hal itu membuat tingkat percepatan output semakin besar tetapi torsi maksimal menjadi semakin menurun.

Pada transmisi, torsi berbanding terbalik dengan RPM mesin. Transmisi dibagi menjadi 2 jenis yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis (matic).

3. Poros Propeller

Poros Propeller (Propeller Shaft)

Poros propeller (propeller shaft) atau disebut juga poros kopel merupakan salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga. Poros propeller berfungsi untuk meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari transmisi menuju ke gardan (differential).

Kontruksi poros propeller dibuat sedemikian rupa supaya saat memindahkan tenaga putar dari transmisi ke differential dapat dilakukan dengan lembut tanpa dipengaruhi dari kondisi permukaan jalan dan beratnya beban pada kendaraan.

4. Universal Joint

Antara transmisi dan rear axle (as roda) belakang mobil memiliki ketinggian yang tidak tetap / sejajar. Hal tersebut dikarenakan letak as roda yang berada di bawah suspensi sementara transmisi berada di bodi mobil. Sehingga perlu komponen tambahan agar poros propeller dapat berfungsi tanpa terganggu oleh hal tersebut.

Universal joint merupakan komponen yang didesain secara fleksibel untuk menghubungkan moment puntir dari sudut dan arah manapun. Umumnya ada dua buah universal joint yang terletak dibelakang transmisi dan didepan gardan.

5. Diferential / Gardan

Diferential / Gardan

Gardan atau differential berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan mobil. Mengapa putaran roda mobil harus dibedakan? Misalnya, saat kendaraan belok kiri, maka jarak yang ditempuh roda kiri dan kanan akan berbeda. Jika roda tidak dibedakan putarannya maka akan terjadi selip disalah satu roda dan cepat menimbulkan keusan pada ban.

6. Rear Axle (As Roda)

Rear axle (as roda) adalah sebuah poros berbentuk batang yang menghubungkan diferential (gardan) dengan poros roda. Diujung poros akan dipasangkan wheel bearing sebagai bantalan poros terhadap body mobil. Ada dua macam rear axle yang dipakai pada mobil, yaitu tipe rigid axle dan tipe indipendent axle.

Pada tipe rigid axle, antara roda kiri dan kanan terletak pada satu poros kaku sehingga jika salah satu roda terkena efek suspensi maka roda satunya akan terpengaruh.

Sementara pada tipe indipendent, terdapat fleksibel joint yang dipasangkan pada kedua ujung poros axle. Fungsinya agar roda kiri dan kanan bisa terbebas ketika salah satu roda terkena efek suspensi.

7. Sistem Suspensi

Sistem Suspensi

Sistem suspensi pada kendaraan berfungsi untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata agar getaran tidak sampai ke dalam kabin (ruang pengemudi) sehingga pengemudi akan merasa nyaman.

8. Sistem Kemudi

Sistem Kemudi

Sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan arah roda & untuk meringankan gaya pengemudian. Sistem kemudi terdapat 2 jenis yaitu : sistem kemudi manual & sistem kemudi daya (power steering). Sistem kemudi power steering dibagi menjadi 2 macam yaitu tipe hidrolik dan tipe elektrik.

9. Sistem Rem

Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan secara signifikan. Prinsip kerja sistem rem memanfaatkan gaya gesek yang mengkonversi energi putar roda menjadi energi panas.

Pada sistem rem, dua buah material yang berbahan besi dan asbes akan bergesekan. Sehingga akan mengurangi laju putarannya. Sistem rem dibagi menjadi 2 jenis yaitu : rem tromol dan rem cakram.

10. Roda Dan Ban

Roda dan ban berfungsi untuk mengkonversi energi putar dari powertrain untuk menjalankan kendaraan. Roda tersusun dari velg dan ban, velg atau rims merupakan rangka roda yang menjadi tumpuan kendaraan. Untuk itu kekuatan rims juga tidak bisa sepelekan.

Sementara ban berfungsi menyerap getaran kecil pada jalan dan menimbulkan traksi agar roda tidak selip. Ban sendiri, ada beberapa tipe antara lain tipe hard, medium dan soft. Ban tipe soft memiliki struktur yang lunak sehingga akan cepat aus tapi gripnya cukup baik.
Stabilizer bar atau dikenali dengan panggilan anti-roll bar sebagai salah satunya komponen yang ada di mekanisme suspensi mobil. Stabilizer bar dibuat berbahan logam yang paling kuat. Untuk lebih jelasnya terkait fungsi, cara kerja, dan jenis link stabilizer bar pada sistem suspensi kendaraan akan diulas lebih dalam pada artikel berikut ini.

D. Komponen Tambahan

Stabilizer bar biasanya terpasang pada bagian lower arm yang disambungkan dengan stabilizer link atau bushing. Dan pada segi tengahnya stabilizer bar ini di rekatkan ke kerangka mobil dengan mediator karet bushing. Berikut beberapa fungsi dari link stabilizer bar pada kendaraan yaitu:

Mengurangi Kemiringan (Body Roll)

Fungsi yang pertama yaitu mengurangi kemiringan atau body roll pada kendaraan yang terjadi akibat gaya sentrifugal saat melintas di belokan. Dengan demikian, mobil dapat berbelok dengan stabil serta tidak terpental. Hal ini yang sering terasa pada seorang pengemudi saat mengarahkan mobil karena kalau body roll terjadi pasti akan sulit dikendalikan.

Ketika kendaraan bergerak cepat di kelokan (membelok), akan dihasilkan ada tanda-tanda bodi roll (rolling) yaitu sebuah tanda-tanda pada bodi mobil yang terjadi karena ada gaya sentrifugal yang ada saat mobil menikung cepat.

Gaya sentrifugal yang terjadi ini akan membuat body mobil miring seolah terlontar keluar pelintasan. Keadaan ini akan membuat roda segi dalam pelintasan terangkut naik, dan pada roda segi luar pelintasan akan makin ketekan.

Tanda-tanda bodi roll ini benar-benar beresiko karena bisa membuat mobil jadi terguling. Maka dari itu dipakailah Stabilizer bar buat kurangi tanda-tanda bodi rol yang terlalu berlebih pada kendaraan saat membelok.

Menjaga Stabilitas Mobil

Tidak hanya dapat memberi kenyamanan, fungsi lain dari stabilizer mobil adalah untuk menjaga kestabilan mobil saat melaju. Khusunya pada saat melewati jalan yang bergelombang atau berkelok. Sehingga akan diperoleh stabilitas mobil dan tidak akan mudah limbung, dengan demikian berada di dalam mobil pun akan tetap nyaman.

Jaga konsistensi berkendaraan

Fungsi link atau stabilizer bar yang selanjutnya adalah untuk jaga konsistensi saat berkendaraan. Bagian ini bukan hanya dipakai untuk mengurangi bodi roll saat kendaraan membelok, tetapi dia berfungsi untuk menjaga konsistensi saat berkendaraan dijalan bergelombang dengan kecepatan tinggi.

Saat mobil meluncur cepat dijalan bergelombang, karena itu bisa terjadi peralihan traksi pada permukaan ban dimasing-masing roda seperti yang terjadi sesuai keadaan jalan yang dilewati.

Saat salah satunya segi ban melalui lubang pada kecepatan tinggi, ban akan mengambang di atas lubang. Keadaan ini akan memengaruhi kecepatan putar dan tenaga yang dibuat oleh masing-masing roda penggerak.

Mengakibatkan, bisa terjadi ketidaksamaan perputaran di antara roda segi kanan dan kiri hingga bisa memengaruhi konsistensi pada kendaraan.

Untuk menahan peralihan yang terjadi saat perputaran ban saat ban kembali sentuh permukaan jalan dipakailah stabilizer bar, yang hendak percepat proses kembalinya ban ke atas jalan dari lemparan awalnya.

Tingkatkan daya tekan atau traksi ban

Fungsi link atau stabilizer bar pada sistem suspensi yang paling akhir adalah untuk meningkatkan daya cengkeram traksi ban pada permukaan jalan. Komponen ini yang terpasang pada bagian suspensi ini mempunyai kecondongan untuk tekan lower arm mengarah bawah.

Lower arm yang tekan ke bawah ini secara otomotis akan tekan roda supaya memijak semakin kuat ke atas jalan. Keadaan ini terang akan menambah tingkat cengkeram ban pada permukaan jalan.

Cara Kerja Stabilizer Mobil

Saat roda kanan dan kiri bergerak ke arah atas dan ke arah bawah secara bersamaan dengan jarak dan arah yang sama pula maka seharusnya stabilizer bar tidak akan mengalami puntiran.

Sementara disaat kendaraan membelok baik ke arah kiri maupun ke arah kanan maka pegas roda bagian luar (outer spring) akan mengalami tekanan dan pegas roda pada bagian dalam (inner spring) akan mengembang sehingga stabilizer bar akan terpuntir karena salah satu ujung dari stabilizer bar tertekan keatas dan ujung satunya tertekan ke bawah. Agar dapat lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini :


Terlihat bahwa stabilizer bar ini akan menahan terhadap puntiran yang terjadi sehingga dapat mengurangi terjadinya body roll dan dapat menjaga kemiringan body pada posisi yang aman.

Lantas, apakah akibatnya bila stabilizer bar ini rusak? Kalau sebuah stabilizer bar pada kendaraan rusak maka akan mengakibatkan kendaraan terasa bergoyang apalagi digunakan untuk membelok.

Stabilizer bar ini dapat rusak jika kendaraan mengalami benturan yang keras contohnya saat kendaraan mengalami kecelakaan maka stabilizer bar dapat rusak.

Selain itu, stabilizer bar ini dihubungkan ke lower arm atau frame dengan menggunakan bantalan karet, komponen karet ini dapat rusak karena umur pakai, maka jika karet ini rusak gejalanya akan terdengar bunyi dibagian bawah saat kendaraan berjalan.

Stabilizer bar ini juga ada yang terpasang dibagian atas (sebagai tambahan), yang pada umumnya digunakan pada kendaraan yang memiliki kecepatan tinggi guna untuk menambah kestabilan kendaraan saat membelok.

Jenis-Jenis Stabilizer Mobil

Pada sistem stabilizer mobil memiliki empat jenis komponen yang masing-masing memiliki kegunaan sebagai penggerak mobil. 

Anti Roll Bar / Sway Bar

Anti Roll Bar atau Sway Bar yang merupakan komponen untuk mengurangi dampak sensitivitas kendaraan, yaitu oversteer dan understeer saat mobil bermanuver di jalan berbelok. Jika kendaraan mengalami oversteel terjadi pada mobil dengan penggerak roda belakang (RWD), sementara understeer dapat terjadi pada mobil dengan penggerak roda depan (FWD). Inilah kegunaan stabilizer mobil anti roll bar untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sway Bar


Strut Bar

Ada pula jenis Strut Bar pada stabilizer mobil yang memiliki fungsi sebagai penguat atau penambah rigiditas mobil ketika melakukan manuver. Strut bar ini juga akan meminimalisir kemiringan pada kendaraan. Oleh karena itu, pemasangan strut bar dilakukan pada sisi kanan dan kiri, yang mana menjadi bagian dari komponen shockbreaker.
Strut Bar


Front Lower Bar dan Rear Lower Bar

Kedua jenis ini berfungsi sebagai penghubung lower arm dengan sasis mobil. Keberadaan Front Lower Bar sebagai stabilizer mobil bagian depan serta Rear Lower Bar sebagai stabilizer mobil bagian belakang akan membuat performa mobil lebih maksimal. Jenis stabilizer ini yang membantu kenyamanan pengendara di perjalanan.
Front Lower Bar dan Rear Lower Bar


Underbrace

Jenis stabilizer mobil terakhir yang kami ulas adalah jenis stabilizer mobil Underbrace. Jenis ini terpasang pada sasis mobil di bagian bawah, tengah, depan dan belakang yang berfungsi sebagai pengurang tingkat kelenturan sasis mobil. Hal ini untuk memberikan kekokohan pada mobil serta membantu mobil terjaga stabilitasnya meski menampung beban yang berat.
Underbrace

E. Menerapkan Persiapan Form Pemeriksaan Sesuai Manual Perbaikan

1. Pendahuluan

Form pemeriksaan merupakan alat penting yang digunakan dalam proses perbaikan untuk memastikan bahwa semua komponen dan sistem telah diperiksa secara menyeluruh dan sesuai dengan standar. Persiapan form pemeriksaan yang tepat membantu teknisi dalam melakukan pekerjaan mereka dengan efisien dan mengurangi risiko kesalahan. Artikel ini akan menjelaskan langkah-langkah detail untuk menerapkan persiapan form pemeriksaan sesuai dengan manual perbaikan.

2. Tujuan

  • Memastikan Keselamatan: Menjamin bahwa semua komponen diperiksa dan berfungsi dengan baik untuk menjaga keselamatan pengguna kendaraan.
  • Meningkatkan Efisiensi: Mempermudah proses perbaikan dan pemeriksaan dengan mengikuti panduan yang terstruktur.
  • Kepatuhan: Memastikan bahwa semua langkah pemeriksaan sesuai dengan standar dan manual perbaikan pabrik.

3. Langkah-Langkah Persiapan Form Pemeriksaan

a. Mengumpulkan Informasi Dasar
  • Manual Perbaikan Kendaraan:
    • Pastikan Anda memiliki manual perbaikan yang sesuai dengan model dan tahun kendaraan yang akan diperiksa.
  • Form Pemeriksaan Standar:
    • Siapkan form pemeriksaan standar yang biasanya disediakan oleh pabrikan atau perusahaan.
b. Mengidentifikasi Komponen yang Akan Diperiksa
  • Daftar Komponen:
    • Buat daftar komponen utama dan sistem yang akan diperiksa, seperti mesin, transmisi, sistem rem, sistem suspensi, sistem listrik, dan sistem pendingin.
  • Prioritas Pemeriksaan:
    • Tentukan prioritas pemeriksaan berdasarkan instruksi manual dan kondisi kendaraan.
c. Menyusun Form Pemeriksaan
  • Informasi Kendaraan:
    • Tambahkan kolom untuk informasi dasar kendaraan seperti nomor rangka, nomor mesin, model, tahun, dan kilometer.
  • Daftar Pemeriksaan:
    • Buat daftar periksa (checklist) yang mencakup semua komponen dan sistem yang akan diperiksa.
  • Deskripsi Pemeriksaan:
    • Tambahkan deskripsi singkat untuk setiap item yang akan diperiksa, termasuk standar dan toleransi yang harus dipenuhi.
  • Kolom Hasil Pemeriksaan:
    • Sediakan kolom untuk mencatat hasil pemeriksaan, termasuk status (baik/buruk), temuan, dan tindakan yang diambil.
  • Tanda Tangan:
    • Sediakan ruang untuk tanda tangan teknisi yang melakukan pemeriksaan dan supervisor yang memeriksa ulang hasil kerja.
d. Mempersiapkan Alat dan Perlengkapan
  • Alat Pemeriksaan:
    • Pastikan semua alat yang diperlukan untuk pemeriksaan tersedia dan dalam kondisi baik, seperti pengukur tekanan, multimeter, alat pemindai OBD-II, dan alat pengukur lainnya.
  • Perlengkapan Keselamatan:
    • Gunakan perlengkapan keselamatan seperti sarung tangan, kacamata pelindung, dan sepatu keselamatan.

4. Proses Pemeriksaan

a. Pemeriksaan Awal
  • Visual dan Fisik:
    • Lakukan pemeriksaan visual dan fisik awal untuk mengidentifikasi kerusakan yang jelas atau komponen yang aus.
  • Catat Temuan:
    • Catat semua temuan awal di form pemeriksaan.
b. Pemeriksaan Detail
  • Sistem Mesin:
    • Periksa kondisi oli, filter oli, sistem bahan bakar, dan komponen mesin lainnya. Catat tekanan oli dan kondisi filter.
  • Sistem Transmisi:
    • Periksa tingkat dan kondisi cairan transmisi, serta fungsi perpindahan gigi.
  • Sistem Rem:
    • Periksa ketebalan kampas rem, kondisi cakram atau drum, dan level cairan rem.
  • Sistem Suspensi:
    • Periksa kondisi per, shock absorber, dan komponen suspensi lainnya.
  • Sistem Listrik:
    • Periksa kondisi baterai, kabel, konektor, dan fungsi lampu.
  • Sistem Pendingin:
    • Periksa level dan kondisi cairan pendingin, serta fungsi radiator dan kipas pendingin.
c. Pencatatan dan Evaluasi Hasil
  • Catat Hasil:
    • Catat hasil pemeriksaan untuk setiap item di form pemeriksaan. Berikan penilaian status (baik/buruk) dan deskripsi temuan jika ada masalah.
  • Evaluasi:
    • Evaluasi hasil pemeriksaan untuk menentukan apakah perbaikan atau penggantian komponen diperlukan.
d. Tindakan Lanjutan
  • Rencana Perbaikan:
    • Buat rencana perbaikan berdasarkan temuan pemeriksaan. Catat tindakan yang diperlukan di form pemeriksaan.
  • Penggantian Komponen:
    • Gantilah komponen yang rusak atau aus sesuai dengan instruksi manual.
  • Pengujian Ulang:
    • Setelah perbaikan, lakukan pengujian ulang untuk memastikan semua masalah telah diperbaiki.

5. Penyelesaian dan Dokumentasi

  • Tanda Tangan:
    • Minta teknisi dan supervisor untuk menandatangani form pemeriksaan setelah semua pemeriksaan dan perbaikan selesai.
  • Simpan Form:
    • Simpan form pemeriksaan sebagai bagian dari dokumentasi perbaikan kendaraan. Form ini berguna untuk referensi di masa mendatang dan sebagai bukti kepatuhan terhadap prosedur.

6. Kesimpulan

Persiapan form pemeriksaan yang tepat sesuai dengan manual perbaikan adalah langkah krusial dalam proses perbaikan kendaraan. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan, teknisi dapat melakukan pemeriksaan yang efektif dan efisien, memastikan bahwa semua komponen kendaraan berfungsi dengan baik dan aman digunakan.

7. Referensi

  • Manual Perbaikan Kendaraan (sesuai model dan merek kendaraan)
  • Panduan Standar Pemeriksaan Kendaraan
  • Prosedur Operasi Standar (SOP) dari perusahaan atau pabrik otomotif

Makalah ini memberikan panduan lengkap dan detail tentang bagaimana mempersiapkan dan menggunakan form pemeriksaan sesuai dengan manual perbaikan, memastikan bahwa semua komponen kendaraan diperiksa dan dirawat dengan standar yang tepat.


Utamakan penggunaan tools dan SST di tempat kerja, ketika menerapkan pemeriksaan komponen dengan alat sesuai dengan manual perbaikan serta menyimpan hasil pemeriksaan.