Gambar teknik
A. Peralatan Menggambar Teknik
- Kertas Gambar
- Mesin Gambar
- Mistar Gambar
- Penggaris segitiga Siku-siku
- Mistar Pengukur
- Sablon Huruf dan Angka
- Mal Menggambar
- Jangka
- Busur Derajat
- Pensil Gambar
- Penghapus Gambar
- Pita Perekat
- Rapido
1. Kertas Gambar
Kertas Kalkir |
2. Meja Gambar
Info Teknik : Permukaan dari papan gambar harus rata dan memiliki tepi yang lurus agar kepala dari penggaris T mudah digeser.
Meja Gambar Teknik |
3. Mesin Gambar
Mesin (lengan) Gambar |
4. Mistar Gambar
Tips : Menarik garis gambar harus dengan sekali tarikan nafas
Gambar 1.3 Penggaris T |
Gambar 1.4 Memeriksa kelurusan dari mistar |
5. Penggaris Segitiga Siku-siku
Segitiga set |
- Letakkan salah satu penggaris segitiga siku-siku pada meja gambar seperti yang terlihat pada Gambar 1.6. Setelah itu, tarik garis vertikal.
- Balik penggaris yang Anda kalibrasi, lalu tarik garis pada titik yang sama dengan garis pertama. Jika garis yang pertama dan kedua berimpit, berarti sudut 90° tersebut masih presisi, tetapi apabila garis pertama dan kedua membuat sudut, berarti sudut 90° tersebut sudah tidak presisi.
- Jika terjadi kerusakan pada sudut yang satu, pasti akan terjadi kerusakan juga pada sudut pasangannya. Oleh karena itu, penggaris harus dikalibrasi hingga garisnya berimpit.
Gambar 1.6 Kalibrasi sudut 90 |
- Buatlah garis horizontal dengan menggunakan pensil. Setelah itu, ukur panjang garis mendatar tersebut dengan membuat permisalan x cm.
- Buatlah sebuah busur dengan jari-jari setengah garis tersebut berada di titik tengah garis hingga melampaui titik tengah di bagian atas. Tarik garis dari titik tengah ke busur tersebut. Ukur panjang garis yang sama pada garis horizontal dan vertikal yang terbentuk, lalu tarik garis miringnya.
- Letakkan sudut 45° yang akan diukur dan pastikan bahwa sisi miringnya berimpit. Jika tidak berimpit, perlu dilakukan kalibrasi kembali.
Gambar 1.7 Kalibrasi sudut 45° |
- Buat garis horizontal dan vertikal.
- Setelah itu, buat garis dengan menggunakan sudut 60°.
- Baliklah dan gunakan sudut 30°, lalu pasang pada bagian atas mistar gambar-T (Perhatikan Gambar 1.8).
- Jika garis yang dibuat pertama dan kedua berimpit, berarti kedua sudut 30° dan 60" dalam keadaan baik. Namun, jika tidak berimpit, kedua sudut tersebut harus dikalibrasi.
- Kalibrasi sudut 30° dan 60° dapat menggunakan busur derajat.
Gambar 1.8 Kalibrasi sudut 30° dan 60. |
6. Mistar Pengukur
7. Sablon Huruf dan Angka
Gambar 1.11 Sablon huruf dan angka. |
8. Mal Menggambar
Gambar 1.13 Mal kurva |
Gambar 1.12 Mal Lingkaran dengan berbagai ukuran diameter |
9. Jangka
Gambar 1.15 Contoh penggunaan jangka.
|
10. Busur Derajat
Busur derajat 0 - 180 |
Busur derajat 360 |
11. Pensil Gambar
Keras |
Sedang |
Lunak |
4H |
3H |
2B |
5H |
2H |
3B |
6H |
H |
4B |
7H |
F |
5B |
8H |
HB |
6B |
9H |
B |
7B |
- H = Hard (keras)
- F = Firm (agak keras)
- HB = Hard Black (Sedang)
- B = Black (Lunak)
Gambar 1.18 Contoh pensil yang siap digunakan. |
Gambar 1.19 Contoh menarik garis menggunakan pensil. |
Gambar 1.20 Pensil Mekanik |
12. Penghapus Gambar
Gambar 1.21 Penghapus gambar. |
Tips : Cara menggunakan penghapus gambar dengan benar yaitu dengan menghapus satu arah saja.
13. Pita Perekat
Pita Perekat |
14. Rapido
Info Teknik : Pemakaian rapido sering digunakan dalam kertas kalkir
B. Standarisasi Gambar
Gambar teknik adalah sarana komunikasi utama dalam bidang teknik yang digunakan untuk menyampaikan ide, konsep, dan informasi teknis secara visual. Standarisasi gambar teknik diperlukan untuk memastikan bahwa gambar tersebut dapat dipahami dengan konsisten oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek teknik, baik di dalam negeri maupun internasional. Standarisasi ini melibatkan penggunaan simbol, notasi, dan format yang seragam sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
1. Tujuan Standarisasi Gambar Teknik
- Konsistensi: Menjamin bahwa semua gambar teknik dibuat dan diinterpretasikan dengan cara yang sama.
- Komunikasi Efektif: Mempermudah pertukaran informasi antar insinyur, desainer, produsen, dan pihak terkait lainnya.
- Kepatuhan: Memastikan gambar memenuhi persyaratan legal dan regulasi.
- Efisiensi: Mengurangi kesalahan dan waktu yang dihabiskan untuk klarifikasi gambar.
2. Standar Internasional dan Nasional
Beberapa organisasi yang bertanggung jawab atas standarisasi gambar teknik meliputi:
- ISO (International Organization for Standardization): Mengeluarkan standar ISO 128 untuk gambar teknik.
- ANSI (American National Standards Institute): Standar ANSI Y14.5 untuk gambar teknik di Amerika Serikat.
- JIS (Japanese Industrial Standards): Mengatur standar gambar teknik di Jepang.
3. Komponen Utama dalam Standarisasi Gambar Teknik
- Format dan Ukuran Kertas
- Standar ISO 216 mengatur ukuran kertas seperti A4, A3, A2, A1, dan A0.
- Garis dan Gaya Garis
- Jenis-jenis garis (tebal, tipis, putus-putus) digunakan untuk berbagai elemen seperti kontur, sumbu, dan batas potongan.
- Skala
- Skala menggambarkan hubungan antara ukuran gambar dan ukuran sebenarnya dari objek. Misalnya, skala 1:1 (ukuran asli), 1:10 (pengurangan), dan 10:1 (pembesaran).
- Simbol dan Notasi
- Menggunakan simbol standar untuk elemen-elemen seperti permukaan, pengelasan, dan toleransi.
- Dimensi dan Toleransi
- Menyediakan informasi ukuran dan batasan toleransi sesuai dengan standar seperti ISO 286-1.
- Proyeksi
- Metode proyeksi seperti proyeksi ortogonal dan isometrik digunakan untuk menggambarkan objek dari berbagai sudut pandang.
- Detail dan Penjelasan Tambahan
- Menyertakan catatan, penjelasan, dan spesifikasi material untuk memperjelas gambar.
- Standar ISO 216 mengatur ukuran kertas seperti A4, A3, A2, A1, dan A0.
- Jenis-jenis garis (tebal, tipis, putus-putus) digunakan untuk berbagai elemen seperti kontur, sumbu, dan batas potongan.
- Skala menggambarkan hubungan antara ukuran gambar dan ukuran sebenarnya dari objek. Misalnya, skala 1:1 (ukuran asli), 1:10 (pengurangan), dan 10:1 (pembesaran).
- Menggunakan simbol standar untuk elemen-elemen seperti permukaan, pengelasan, dan toleransi.
- Menyediakan informasi ukuran dan batasan toleransi sesuai dengan standar seperti ISO 286-1.
- Metode proyeksi seperti proyeksi ortogonal dan isometrik digunakan untuk menggambarkan objek dari berbagai sudut pandang.
- Menyertakan catatan, penjelasan, dan spesifikasi material untuk memperjelas gambar.
4. Prosedur Penyusunan Gambar Teknik
- Perencanaan
- Menentukan tujuan gambar dan informasi yang perlu disampaikan.
- Pengumpulan Data
- Mengumpulkan semua data teknis dan spesifikasi yang diperlukan.
- Penyusunan Gambar
- Menggunakan perangkat lunak CAD (Computer-Aided Design) untuk membuat gambar sesuai standar.
- Pemeriksaan dan Revisi
- Memeriksa gambar untuk memastikan kesesuaian dengan standar dan melakukan revisi jika diperlukan.
- Dokumentasi dan Penyimpanan
- Menyimpan gambar dalam format yang mudah diakses dan sesuai dengan kebijakan penyimpanan dokumen.
- Menentukan tujuan gambar dan informasi yang perlu disampaikan.
- Mengumpulkan semua data teknis dan spesifikasi yang diperlukan.
- Menggunakan perangkat lunak CAD (Computer-Aided Design) untuk membuat gambar sesuai standar.
- Memeriksa gambar untuk memastikan kesesuaian dengan standar dan melakukan revisi jika diperlukan.
- Menyimpan gambar dalam format yang mudah diakses dan sesuai dengan kebijakan penyimpanan dokumen.
5. Contoh Gambar Teknik dan Penerapannya
Berikut adalah beberapa contoh penerapan standarisasi dalam gambar teknik:
- Gambar Potongan
- Menunjukkan detail internal objek dengan memotong objek menjadi dua atau lebih bagian.
- Gambar Rangkaian Listrik
- Menggunakan simbol standar untuk komponen listrik seperti resistor, kapasitor, dan saklar.
- Gambar Perakitan
- Menunjukkan cara berbagai komponen dirakit menjadi satu kesatuan.
6. Kesimpulan
Standarisasi gambar teknik sangat penting untuk memastikan kejelasan, konsistensi, dan keefektifan komunikasi dalam dunia teknik. Dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan, insinyur dan desainer dapat mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan efisiensi dalam proses desain dan manufaktur.
8. Referensi
- International Organization for Standardization. ISO 128: Technical Drawings – General Principles of Presentation.
- American National Standards Institute. ANSI Y14.5: Dimensioning and Tolerancing.
- Japanese Industrial Standards. JIS B 0001: Technical Drawings – General Principles.
Makalah ini memberikan gambaran lengkap tentang pentingnya standarisasi gambar teknik serta komponen-komponen utama yang harus diperhatikan dalam menyusun gambar teknik sesuai standar internasional dan nasional.
Gambar teknik adalah alat komunikasi visual yang digunakan dalam berbagai bidang teknik untuk menyampaikan informasi tentang desain, dimensi, dan spesifikasi suatu objek. Kemampuan membaca gambar teknik dengan benar sangat penting bagi insinyur, teknisi, dan profesional lainnya untuk memastikan bahwa produk atau proyek dihasilkan sesuai dengan rencana. Makalah ini akan membahas langkah-langkah dan elemen-elemen penting dalam membaca gambar teknik secara lengkap dan detail.
1. Tujuan
- Pemahaman Konsisten: Memastikan bahwa semua pihak memahami gambar dengan cara yang sama.
- Komunikasi Efektif: Menghindari kesalahpahaman dalam penyampaian informasi teknis.
- Kepatuhan dan Kualitas: Menjamin bahwa produk akhir memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
2. Elemen-Elemen Utama Gambar Teknik
- Format dan Ukuran Kertas
- Standar ISO 216 mengatur ukuran kertas seperti A4, A3, A2, A1, dan A0 yang biasa digunakan dalam gambar teknik.
- Garis dan Gaya Garis
- Garis Tebal: Untuk kontur utama dan batas luar objek.
- Garis Tipis: Untuk garis dimensi, garis panduan, dan detail internal.
- Garis Putus-putus: Untuk bagian tersembunyi yang tidak terlihat langsung.
- Garis Dasar-Titik (Chain Line): Untuk sumbu dan pusat lingkaran.
- Skala
- Skala mengindikasikan hubungan antara ukuran gambar dengan ukuran sebenarnya dari objek, seperti 1:1, 1:10, atau 10:1.
- Proyeksi
- Proyeksi Ortogonal: Menampilkan pandangan depan, atas, dan samping.
- Proyeksi Isometrik: Menampilkan gambar tiga dimensi dengan sudut pandang 30 derajat.
- Dimensi dan Toleransi
- Mengindikasikan ukuran dan batasan toleransi untuk memastikan kesesuaian dalam pembuatan dan perakitan.
- Simbol dan Notasi
- Simbol-simbol standar digunakan untuk elemen seperti permukaan, pengelasan, dan jenis bahan.
- Standar ISO 216 mengatur ukuran kertas seperti A4, A3, A2, A1, dan A0 yang biasa digunakan dalam gambar teknik.
- Garis Tebal: Untuk kontur utama dan batas luar objek.
- Garis Tipis: Untuk garis dimensi, garis panduan, dan detail internal.
- Garis Putus-putus: Untuk bagian tersembunyi yang tidak terlihat langsung.
- Garis Dasar-Titik (Chain Line): Untuk sumbu dan pusat lingkaran.
- Skala mengindikasikan hubungan antara ukuran gambar dengan ukuran sebenarnya dari objek, seperti 1:1, 1:10, atau 10:1.
- Proyeksi Ortogonal: Menampilkan pandangan depan, atas, dan samping.
- Proyeksi Isometrik: Menampilkan gambar tiga dimensi dengan sudut pandang 30 derajat.
- Mengindikasikan ukuran dan batasan toleransi untuk memastikan kesesuaian dalam pembuatan dan perakitan.
- Simbol-simbol standar digunakan untuk elemen seperti permukaan, pengelasan, dan jenis bahan.
3. Langkah-Langkah Membaca Gambar Teknik
a. Mengenali Judul dan Informasi Dasar
- Blok Judul: Biasanya terletak di sudut kanan bawah, mencakup informasi seperti nama proyek, nomor gambar, tanggal, dan nama desainer.
- Skala: Tertera di dekat blok judul, menunjukkan skala yang digunakan dalam gambar.
b. Mengidentifikasi Pandangan (Views)
- Pandangan Depan (Front View): Gambaran utama objek.
- Pandangan Atas (Top View): Menunjukkan tampilan objek dari atas.
- Pandangan Samping (Side View): Menunjukkan tampilan dari sisi.
- Pandangan Potongan (Section View): Menunjukkan detail internal dengan memotong objek menjadi bagian.
c. Membaca Garis dan Gaya Garis
- Garis Tebal dan Tipis: Memahami perbedaan antara garis tebal untuk kontur utama dan garis tipis untuk detail.
- Garis Putus-putus: Mengidentifikasi bagian tersembunyi yang tidak terlihat langsung.
d. Memahami Simbol dan Notasi
- Simbol Permukaan: Menunjukkan jenis permukaan dan penyelesaiannya.
- Simbol Pengelasan: Menunjukkan jenis dan lokasi pengelasan yang diperlukan.
- Notasi Material: Informasi tentang bahan yang digunakan.
e. Menafsirkan Dimensi dan Toleransi
- Dimensi: Mengidentifikasi ukuran utama dan detail dari objek.
- Toleransi: Memahami batas deviasi yang diizinkan untuk memastikan kesesuaian.
4. Contoh Aplikasi Membaca Gambar Teknik
a. Gambar Komponen Mekanik
- Roda Gigi: Membaca detail seperti diameter, jumlah gigi, dan bentuk gigi.
- Shaft: Mengidentifikasi panjang, diameter, dan toleransi.
b. Gambar Rangkaian Listrik
- Skema Listrik: Menggunakan simbol standar untuk komponen listrik seperti resistor, kapasitor, dan saklar.
- Layout PCB: Menunjukkan tata letak komponen pada papan sirkuit cetak.
c. Gambar Arsitektur
- Denah Lantai: Membaca tata letak ruangan dan dimensi.
- Tampak dan Potongan: Menunjukkan detail konstruksi dan elemen struktural.
5. Kesimpulan
Membaca gambar teknik adalah keterampilan yang esensial bagi profesional teknik untuk memastikan bahwa informasi desain diterjemahkan dengan benar ke dalam produk atau proyek yang nyata. Dengan memahami elemen-elemen utama gambar teknik dan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan, profesional dapat menginterpretasikan gambar dengan akurat dan efektif.
6. Referensi
- International Organization for Standardization. ISO 128: Technical Drawings – General Principles of Presentation.
- American National Standards Institute. ANSI Y14.5: Dimensioning and Tolerancing.
- Japanese Industrial Standards. JIS B 0001: Technical Drawings – General Principles.
Makalah ini memberikan panduan lengkap dan detail tentang cara membaca gambar teknik, mencakup elemen-elemen kunci dan langkah-langkah penting yang perlu diikuti untuk menginterpretasikan gambar teknik dengan benar.
Menentukan letak dan posisi komponen otomotif berdasarkan gambar buku manual adalah keterampilan penting yang diperlukan untuk perawatan, perbaikan, dan perakitan kendaraan. Buku manual menyediakan panduan visual dan instruksi yang detail untuk memastikan bahwa setiap komponen dipasang dengan benar. Artikel ini akan membahas langkah-langkah dan elemen penting yang perlu diperhatikan untuk menentukan letak dan posisi komponen otomotif.
1. Persiapan Awal
- Membaca Buku Manual:
- Pastikan Anda memiliki buku manual yang sesuai dengan model kendaraan.
- Bacalah bagian pengantar yang menjelaskan simbol, kode, dan notasi yang digunakan dalam manual.
- Alat dan Perlengkapan:
- Siapkan alat yang diperlukan seperti obeng, kunci pas, tang, dan perangkat diagnostik sesuai instruksi manual.
- Pastikan area kerja bersih dan terorganisir.
- Pastikan Anda memiliki buku manual yang sesuai dengan model kendaraan.
- Bacalah bagian pengantar yang menjelaskan simbol, kode, dan notasi yang digunakan dalam manual.
- Siapkan alat yang diperlukan seperti obeng, kunci pas, tang, dan perangkat diagnostik sesuai instruksi manual.
- Pastikan area kerja bersih dan terorganisir.
2. Mengenali Bagian Buku Manual
- Daftar Isi dan Indeks:
- Gunakan daftar isi dan indeks untuk menemukan bagian yang relevan dengan komponen yang akan dipasang.
- Diagram dan Skema:
- Perhatikan diagram dan skema yang menunjukkan letak komponen secara keseluruhan.
- Petunjuk Langkah demi Langkah:
- Bacalah instruksi langkah demi langkah yang biasanya menyertai diagram.
- Gunakan daftar isi dan indeks untuk menemukan bagian yang relevan dengan komponen yang akan dipasang.
- Perhatikan diagram dan skema yang menunjukkan letak komponen secara keseluruhan.
- Bacalah instruksi langkah demi langkah yang biasanya menyertai diagram.
3. Membaca Diagram dan Skema
- Pandangan Panduan (Guide Views):
- Buku manual sering kali memiliki pandangan panduan yang menunjukkan letak komponen dari berbagai sudut, seperti tampak atas, samping, dan depan.
- Simbol dan Notasi:
- Pahami simbol dan notasi yang digunakan untuk menunjukkan komponen, pengencang, dan orientasi pemasangan.
- Penomoran Komponen:
- Perhatikan penomoran komponen yang membantu mengidentifikasi bagian-bagian secara spesifik.
- Buku manual sering kali memiliki pandangan panduan yang menunjukkan letak komponen dari berbagai sudut, seperti tampak atas, samping, dan depan.
- Pahami simbol dan notasi yang digunakan untuk menunjukkan komponen, pengencang, dan orientasi pemasangan.
- Perhatikan penomoran komponen yang membantu mengidentifikasi bagian-bagian secara spesifik.
4. Langkah-Langkah Menentukan Letak dan Posisi Komponen
a. Identifikasi Lokasi
- Referensi Panduan:
- Gunakan referensi panduan dari buku manual untuk menemukan lokasi umum komponen dalam kendaraan.
- Komparasi dengan Kendaraan:
- Bandingkan diagram dengan kondisi nyata kendaraan untuk menemukan titik referensi yang jelas.
- Gunakan referensi panduan dari buku manual untuk menemukan lokasi umum komponen dalam kendaraan.
- Bandingkan diagram dengan kondisi nyata kendaraan untuk menemukan titik referensi yang jelas.
b. Penyesuaian Pandangan (Views)
- Penyesuaian Pandangan:
- Sesuaikan pandangan dari manual dengan pandangan nyata Anda terhadap kendaraan. Ini bisa mencakup menyesuaikan posisi tubuh Anda untuk melihat dari sudut yang tepat.
- Sesuaikan pandangan dari manual dengan pandangan nyata Anda terhadap kendaraan. Ini bisa mencakup menyesuaikan posisi tubuh Anda untuk melihat dari sudut yang tepat.
c. Menentukan Posisi dengan Tepat
- Pencocokan Lubang Pemasangan:
- Cocokkan lubang pemasangan di komponen dengan yang ada di kendaraan.
- Penggunaan Pengukur atau Alat Bantu:
- Gunakan pengukur atau alat bantu lainnya untuk memastikan posisi yang tepat, jika diperlukan.
- Cocokkan lubang pemasangan di komponen dengan yang ada di kendaraan.
- Gunakan pengukur atau alat bantu lainnya untuk memastikan posisi yang tepat, jika diperlukan.
d. Pemasangan dan Pengencangan
- Ikuti Instruksi Pengencangan:
- Ikuti instruksi manual mengenai urutan pengencangan dan torsi yang diperlukan.
- Cek Kembali:
- Setelah pemasangan, cek kembali posisi komponen untuk memastikan semuanya terpasang dengan benar.
- Ikuti instruksi manual mengenai urutan pengencangan dan torsi yang diperlukan.
- Setelah pemasangan, cek kembali posisi komponen untuk memastikan semuanya terpasang dengan benar.
5. Contoh Penerapan
a. Pemasangan Alternator
- Identifikasi Lokasi:
- Temukan bagian mesin di mana alternator seharusnya dipasang.
- Penyesuaian Pandangan:
- Bandingkan diagram manual dengan mesin kendaraan.
- Menentukan Posisi:
- Cocokkan lubang pemasangan alternator dengan yang ada di mesin.
- Pemasangan:
- Ikuti instruksi manual untuk mengencangkan baut pengikat dengan torsi yang tepat.
- Temukan bagian mesin di mana alternator seharusnya dipasang.
- Bandingkan diagram manual dengan mesin kendaraan.
- Cocokkan lubang pemasangan alternator dengan yang ada di mesin.
- Ikuti instruksi manual untuk mengencangkan baut pengikat dengan torsi yang tepat.
b. Pemasangan Filter Udara
- Identifikasi Lokasi:
- Cari lokasi kotak filter udara berdasarkan diagram manual.
- Penyesuaian Pandangan:
- Perhatikan tampilan kotak filter udara sesuai dengan diagram.
- Menentukan Posisi:
- Tempatkan filter udara baru di dalam kotak filter.
- Pemasangan:
- Pasang kembali penutup kotak filter dan pastikan semua klip atau baut terpasang dengan benar.
- Cari lokasi kotak filter udara berdasarkan diagram manual.
- Perhatikan tampilan kotak filter udara sesuai dengan diagram.
- Tempatkan filter udara baru di dalam kotak filter.
- Pasang kembali penutup kotak filter dan pastikan semua klip atau baut terpasang dengan benar.
6. Kesimpulan
Menentukan letak dan posisi komponen otomotif berdasarkan gambar buku manual memerlukan pemahaman yang baik tentang diagram, simbol, dan notasi yang digunakan. Dengan mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan di atas, Anda dapat memastikan bahwa komponen dipasang dengan benar dan kendaraan berfungsi sesuai dengan spesifikasi pabrik. Pemahaman yang baik tentang buku manual dan keterampilan praktis akan sangat membantu dalam melakukan perawatan dan perbaikan kendaraan dengan efisien.
7. Referensi
- Buku Manual Kendaraan (sesuai model dan merek kendaraan)
- Panduan Standar Industri Otomotif
Dengan makalah ini, Anda akan dapat memahami langkah-langkah dan prinsip-prinsip dasar dalam membaca dan menginterpretasikan gambar buku manual untuk menentukan letak dan posisi komponen otomotif.